Blog ilmu bayoe ini tempat berbagi informasi seputar farmasi, kesehatan, dan lain-lain

Bertahanlah Untuk Tetap Setia

Burng betina ini tertabrak mobil karena terbang menukik terlalu rendah. Ia terkapar tak berdaya. Beberapa kali, dengan penuh cinta, sang jantan embawakan kekasihnya makanan. Lagi, ia membawakan makanan tapi sang betina telah meninggal.

Jantan itu mencoba menggerakkan tubuh pasangannya untuk memastikan apa yang terjadi. Sadar bahwa belahan hatinya telah tiada dan tak akan kembali, ia berkicau keras meratapi kepergian pasangannya, tanpa beranjak dari jasad kaku sang kekasih.

Jutaan orang di dunia menangis usai melihat rangkaian gambar yang dibidik seorang wartawan ini. Si wartawan menjual foto-foto tersebut ke salah satu korang terbesar di Prancis. Seluruh eksemplar koran tersebut  habis terjual ketika gambar-gambar ini dimuat.

Kesetiaan memang menyentuh relung hati, tak peduli siapa pelakunya. Bahkan, kisah Hachiko, anjing yang sangat setia menanti tuannya selama 10 tahun di Stasium KA Shibuya, Tokyo, sangat melegenda. Hachiko tidak tahu bahwa Profesor Ueno, tuannya, telah meninggal di kampus tempatnya mengajar. Ia terus menjemput “tuannya yang hilang” selama bertahun-tahun sampai ajalnya sendiri tiba. Patung tembaga Hachiko sekarang jadi monumen ‘kesetiaan’ di stasiun tersebut.

Kisah kesetiaan, apalagi harus berakhir dengan perpisahan, selalu membuat air mata merebak. Tapi kenapa kita harus mengambil ilustrasi hewan sebagai ‘wajah’kesetiaan ? sebab, bila dilakukan manusia, tentulah wajar. Manusia punya akal dan nurani. Sedangkan hewan, yang hanya memiliki hawa nafsu ? dari mana mereka belajar arti setia ?

Namun, disanalah masalahnya. Sesuatu yang wajar ternyata tidak otomatis mudah didapat. Kesetiaan manusia sering tercampuri oleh berbagai kepentingan untung rugi, Karena akalnya tahu untung itu enak dan rugi itu tidak enak. Keuntungan versi pikiran seringkali mengalahkan nurani. Jadilah kesetiaan semakin sulit ditemui dalam jiwa manusia kini.

Padahal orang yang sangat tidak setia sekalipun, tetap ingin diberi kesetiaan. Bahkan Allah SWT saja sangat gembira mendapati hamba-Nya yang kembali setia pada-Nya, melebihi kegembiraan seorang musafir yang menemukan kembali untanya yang hilang.

Kesetiaan cepat atau lambat akan melahirkan banyak kebaikan. Ia bisa menumbuhkan semangat, cinta, rindu, kepercayaan diri, dan loyalitas seseorang untuk kita. Bahkan kepedihan pun akan menjadi sangat agung, ketika takdir menentukan kesetiaan harus terpisahkan oleh maut.

Bahwasanya orang-orang yang bejanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah, maka Allah akan memberinya pahala yang besar. “ (QS. Al. Fath : 10).

Jika memang ganjaran kesetiaan begitu indah, mengapa harus sulit untuk bersikap setia ?

Bukan hn=anya bagi pasangan, orangtua yang tak pernah pamrih, perusahaan yang memberi gaji walau kerja kita tidak maksimal, negara tempat kita berpijak, bahkan Tuhan Alam Semesta menanti kesetiaan kita dengan imbalan yang tidak tanggung-tanggung yaitu kenikmatan hidup di dunia dan di akhirat.

Mari berusaha setia pada janji yang pernah di cetus, pada kebaikan prilaku yang telah kita rintis, dan pada kemuliaan ibadah yang mulai meningkat. Sehingga tak pernah akan terucap dari lisan kita,’dulu ibadahku (atau kecintaanku padanya) lebih baik dari sekarang.

Sesungguhnya shalatku, ketaatanku, hidupku dan matiku semuanya untuk Allah Tuhan Semesta Alam. “(QS. Al-An’am :162)

Bertahanlah Untuk Tetap Setia

Penulis : Meutia Geumala

SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment