Blog ilmu bayoe ini tempat berbagi informasi seputar farmasi, kesehatan, dan lain-lain

Menjadikan Dunia di Tangan Dan Akhirat di Hati

Ambisi dunia adalah kegelapan, sedangkan akhirat adalah cahaya dalam hati. Dunia dengan berbagai keindahan memang sangat menggiurkan dan menjanjikan, maka tak ayal orang yang lemah pondasi imannya akan terseret bahkan menjadi budaknya, semuanya demi dunia. Agar dapat lolos dari jerat ini, maka seorang Muslim hendaklah membekali dirinya dengan keimanan dan ketakwaan serta memompa dirinya agar memiliki ambisi akhirat yang sangat tinggi.
Karena, siapa saja yang ambisinya akhirat, maka ia akan selalu mengingatnya dalam setiap kondisi di dunia. Anda akan mendapatinya tidak bergembira, tidak bersedih, tidak ridha, tidak marah dan tidak berusaha, kecuali untuk akhirat. Ia akan selalu mengingat akhirat dalam mencari rezeki, berjual beli, bekerja, memberi, dan dalam semua urusannya. Siapa saja yang demikian kondisinya, maka Allah subhanahu wata’ala akan menganugrahinya tiga kenikmatan yaitu

Pertama Anugrah Persatuan

Allah SWT akan menganugrahinya ketentraman dan ketenangan, menghimpun pikirannya, mengurangi kelupaannya, menyatukan keluarganya, menambah rasa kasih antara dia dan mereka, memudahkan mereka untuknya, mempersatukan semua kerabatnya, menghindarkannya dari perpecahan dan pemutusan hubungan rahim. Dengan begitu, seluruh dunia bersatu untuknya.

Kedua Anugerah Kaya Hati

Ini merupakan nikmat yang amat besar yang dianugrahkan Allah SWT khususnya bagi hamba yang dikehendakiNya. Allah SWT berfirman, “Maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS. An-Nahl:97). Kekayaan bukanlah segala-galanya, bahakan terkadang ada orang yang dibuat letih oleh hartanya. Sedangkan orang yang menjadikan akhirat sebagai ambisinya, kita dapati dia selalu ridho, puas diri, bahagia, ceria dan baik jiwanya. Ia tidak tamak kepada dunia dan bekerja sesuai dengan sabda Rasulullah SAW “Bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah di dalam mencari rezeki.” Yakni, berusahalah dengan usaha yang diterima, yang dibolehkan di dalam mendapatkan dunia. Janganlah seseorang menjadikannya sebagai ambisi yang menyibukkan dirinya yakni ia habiskan semua waktu untuk dunia.
Menjadikan Dunia di Tangan Dan Akhirat di Hati

Ketiga, Dunia datang dan Cinta kepadanya.

Dunia ini memang aneh, bila dikejer, ia akan lari, tetapi bila anda berpaling darinya, ia akan mengejar anda, dan ini sesuatu yang sudah terbukti. Banyak orang shalih menyebut kondisi mereka dengan dunia, “Kami sibukkan diri dengan urusan dien, lalu duniapun menyongsong kami.”
Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib r.a Berwasiat :
“Dunia akan pergi berlalu, dan akhirat akan datang, dan keduanya mempunyai anak-anak. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan jangan menjadi anak-anak dunia. Sesungguhnya pada hari ini hanya ada amal tanpa hisab (perhitungan), dan besok hanya ada hisab (perhitungan) tanpa amal.” (HR. Bukhori secara Mu’allaq).
Sebaliknya, siapa saja yang menjadikan dunia sebagai ambisinya dan segala sesuatu ia jadikan dunia, seperti ridha, marah, senang, benci, ceria, bicara, mencela dan sebagainya, maka orang yang kondisinya demikian akan diberi hukuman oleh Allah SWT dengan tiga hukuman yang disegerakan :

Pertama, Mencerai-beraikan persatuannya.

Ia akan menjadi orang yang hatinya tercerai berai, pikirannya kacau, banyak cemas terhadap urusan-urusan dunia, sekalipun hanya sepele. Harta, keluarga dan tanggungannya membuatnya terpisah, sekalipun mereka berada di hadapan matanya, sebagai akibat dari mementingkan dunia saja.

Kedua, dilanda Kefakiran

Ia tidak pernah merasa puas, sehingga membuatnya selalu berhajat di balik kesenangan dunia dan perhiasannya. Ini tentu saja membuatnya semakin letih, sedih dan cemas. Ia boros terhadap kesenangan dunia dan hal yang yang bersifat huru-hara, namun amat bakhil di dalam bersedekah dan berbuat kebajikan.

Ketiga, Dunia lari darinya.

Ia mencarnya namun dunia menjauhinya. Ia berlari mengejar dan meminum darinya seperti orang yang menimba air di laut untuk diminum, namun setiap diminum, ia semakin merasakan haus dan dahaga. Utman bin Affan r.a berkata, “ Ambisi dunia adalah kegelapan di hati, sedangkan ambisi akhirat adalah cahaya di hati.
Dalam masalah ini, manusia Pertama, orang-orang yang dikalahkan oleh ambisi akhirat sehingga mereka bekerja untuk dunia menurut kacamata akhirat dan menyadari bahwa dunia hanyalah jembatan yang membawa mereka sampai ke akhirat.
Kedua, Orang-orang yang dikalahkan oleh cinta dunia hingga akhirat terlupakan oleh mereka, dan ambisi dunia telah menyibukkan hati mereka.
Ketiga, Orang-orang yang disibukkan oleh dunia dan juga akhirat. Mereka ini adalah para pencampur-aduk urusan, dan betapa banyaknya manusia tipe seperti ini di zaman sekarang. Mereka berada dalam posisi yang tidak aman bahan dalam bahaya.
SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment