Blog ilmu bayoe ini tempat berbagi informasi seputar farmasi, kesehatan, dan lain-lain

Swamedikasi Untuk Penyakit Sembelit (Konstipasi)

Sembelit atau konstipasi adalah suatu gangguan pencernaan yang umum dialami oleh siapa saja. Sembelit dapat diartikan berbeda-beda oleh setiap orang, tetapi yang dimaksud dengan sembelit dapat berupa berkurangnya frekuensi ingin buang air besar, tinja yang keras sehingga sulit dikeluarkan maka harus mengejan, atau perasaan tidak tuntas setelah buang air besar (terasa masih ada yang harusnya dapat dikeluarkan.

Tidak semua orang dapat rutin buang air besar satu kali setiap hari. Frekuensi buang air besar yang masih dapat dianggap normal adalah tiga kali seminggu (dua hari sekali) sampai tiga hari sekali, lebih dan kurang daripada patokan tersebut dianggap tidak normal (diare atau sembelit).

Apa penyebab timbulnya sembelit ?

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan sembelit, tetapi pada umumnya gangguan sembelit yang banyak dialami orang disebabkan antara lain :

  • Kurangnya mengonsumsi makanan berserat seperti sayuran dan buah-buahan
  • kurang minum
  • kurang berolahraga
  • stress
  • Kebiasaan mengonsumsi obat pencahar untuk membantu buang air besar sehingga jka tidak mengonsumsi merasa sulit buang air besar.

Swamedikasi Untuk Penyakit Sembelit (Konstipasi)

Yang dapat dilakukan saat mengalami sembelit (konstipasi)

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi sembelit adalah sebagai berikut.

  • memperbaiki pola makan dengan mengonsumsi makanan tinggi serat
  • Minum air putih minimal 8 gelas sehari
  • berolahraga teratur
  • kurangi stress
  • hilangkan kebiasaan mengonsumsi obat pencahar secara rutin tetapi sebaiknya gunakan obat pencahar hanya apabila benar-benar diperlukan.

Obat swamedikasi untuk penyakit sembelit (konstipasi)

Obat yang dapat diberikan untuk penyakit sembelit antara lain

1. Bisakodil

Bisakodil termasuk obat pencahar (laksatif) yang bekerja langsung sebagai stimulan, merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi sehingga mampu mendorong keluarnya tinja. Dosis bisakodil untuk dewasa adalah 5-10 mg sebelum tidur (apabila berbentuk tablet) atau 10 mg pada pagi hari apabila obat dalam bentuk suppositoria . Untuk anak sebaiknya memilih bisakodil dalam bentuk suppositoria dengan dosis 5 mg,

Efek samping bisakodil berupa kejang perut, tetpi ini jarang terjadi. Bisakodil tidak boleh dikunyah atau digerus, tidak boleh digunakan bersama dengan obat antasida dan susu, dan tidak dianjurkan oleh wanita hamil.

contoh obat bicolax, codylax, dulcolax, laxacod, laxamed, laxana, melaxan, prolaxan, stolax, dan toilax.

2. Laktulosa

Sebagai pencahar, laktulosa bekerja dengan membentuk asam-asam organik di dalam usus besar yang menahan air sehingga tinja menjadi lunak dan adanya rangsangan untuk buang air besar. Laktulosa umumnya berbentuk sirup. Dosis lazimnya untuk larutan 50% laktulosa adalah 15-30 mL pada pagi hari.

Efek samping penggunaan laktulosa adalah perut kembung dan banyak gas. Laktulosa aman digunakan oleh wanita hamil.

contoh obatnya dulcolactol, duphalac, lactulax, lantulos, laxadilac, opilax, pralax, dan solac.

3. Bahan osmotik

Bahan osmotik merupakan pencahar yang berfungsi untuk mengumpulkan cairan ke usus besar untuk melunakkan tinja sehingga mudah dikeluarkan. umumnya obat ini terdiri dari beberapa kandungan bahan osmotik seperti garam-garam fosfat, magnesium, sulfat, dan gula, seperti sorbitol.

Umumnya obat pencahar dengan kandungan bahan-bahan osmotik ini berbentuk enema, yaitu bentuk sediaan obat cairan yang dimasukkan melalui anus/dubur.

Contoh obat nya Microlax.

Demikianlah Swamedikasi Untuk Penyakit Sembelit (Konstipasi). Semoga dapat bermanfaat untuk kita semua. Saran dari admin, lebih baik mencegah daripada mengobati. Mulailah dengan pola hidup sehat sehingga anda dapat terhindar dari berbagai penyakit salah satunya sembelit (konstipasi). Dan jika sembelit menimpa anda, tanyakan kepada apoteker  saat anda membeli obat mengenai cara pengunaan obat simbelit (konstipasi) yang baik dan benar. Salam Sehat.

Sumber : Ipang Djunarko dan Yosephine

SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment