Roda, bagian vital kendaraan atau mesin, mula pertama ditemukan oleh orang Sumeria pada 3.500 tahun SM. Di Mesopotamia, ditemukan pula sebuah benda bulat dengan poros dibagian tengahnya, diprakirakan sebuah tatakan untuk membuat tembikar dari masa yang sama. Berarti, pada saat itu orang mulai tahu prinsip dasar lingkaran.
Selanjutnya, pada 3000 SM, kereta dorong dikenal di Asiria, kemudian di lembah Indus. Masyarakat Eropa daratan dan Tengah baru mengenal kereta dorong sekitar 1000 SM, malah 500 SM.
Pada mulanya kendaraan yang beroda belum bisa dibelok-belokkan. Tiap kali akan berbelok, seluruh roda beserta keretanya harus diangkat. Masalah ini dipecahnya dengan ditemukannya poros untuk roda depan yang bisa membelokkan roda. Saat orang mulai menggunakan kereta perang, roda yang sudah berjeruji mulai dilengkapi ban, yang bentuknya masih amat sederhana, entah balutan kulit atau lapisan tembaga. Agar awet dijalanan jelek, roda diberi berpaku-paku atau jerujinya dibuat menembus pelek. Bahkan para ahli teknik Romawi memodifikasi roda menjadi penggerak untuk irigasi.
Roda berangsur menjadi bagian dari budaya dan teknologi. Orang sadar, bahwa gerak mekanis bagi penciptaan apapun, hanya bisa dilakukan dengan roda. Lompatan terjadi ketika manusia menemukan roda bergigi, yang mula pertama digunakan pada roda tenaga air. Kemudian pada abad 1 SM, orang menemukan siklometer ,gabungan roda pelbagai ukuran dan masing-masing dihubungkan dengan tali. Inilah yang belakangan diketahui sebagai prinsip perpindahan beban, percepatan dan perlambatan putaran. Prinsip ini kemudian menjadi mekanisme dasar penciptaan jam.
Pada tahun 1515 orang menemukan wheel-lock, roda yang bisa berputar dan berhenti oleh sebua benda pengganjal. Prinsip ini kemudian dikembangkan menjadi roda gerigi pemantik bom- dan korek api.
Dunia teknik sangat terbantu oleh penemuan roda. Dari mesin es krim sampai PLTA, mesin jahit sampai pesawat ulang-alik, sepeda sampai mobil balap formula. Perkembangan roda sabagai penggerak kendaraan kemudian tak dapat dilepaskan dari perkembangan ban, yang ditentukan oleh peran Robert William Thomson dan John Boyd Dunlop.
Thomson ,seorang insinyur Inggris, mengembangkan "ban mati" di sekelilingi pelek kendaraan menjadi "ban hidup" alias berongga udara yang dipatenkan pada 1845. Karya Thomson dikembangkan oleh " bapak ban"Dunlop, dokter hewan alas Belfast, Irlandia. Jika Thomson menggunakan kulit binatang sebagai bahan dasarnya, Dunlop menggantinya dengan karet . Penemuan yang dipatenkan tahun 1870 itulah cikal bakal roda kendaraan masa kini.
Tokoh lain pun menyusun.Charles Kingston Welch menemukan ban dalam ysng tidak langsung terkena permukaan tanah karena diberi lapisan tambahan. Sedangkan William Erskine Bartlett menemukan ban luar yang dilengkapi penguat pada tepinya, agar tidak mudah lepas ketika dipasang pada pelek. Sejak itu teknologi ban berkembang pesat. Perbaikan, baik dari segi teknik pembuatan maupun materi dasarnya, tumbuh dari waktu kewaktu .Sampai sekarang, ragam, macam, dan jenis ban sangat beraneka. Jumlahnya tak kurang dari 3.500 macam. Baik ban luar yang mengharuskan pemakaian ban dalam, maupun jenis tubeless alias tanpa ban dalam.
0 komentar:
Post a Comment