Pada pasien hemodialisis, pemeriksaan rutin seperti hemoglobin merupakan hal wajib yang dilakukan setiap bulannya. Dan terkadang masih sering timbul pertanyaan “kenapa hb saya ngedrop?” Bingung akan kondisi Hb tidak stabil. Hal ini mungkin salah satu pertanda anda berada dalam kondisi anemia.
Apakah Anemia Itu ?
Anemia sendiri adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak memproduksi sel darah merah dalam kadar yang cukup. Hal ini dapat dinilai dari kadar hemoglobin atau sel darah merah pasien yang berada dalam nilai dibawah normal melalui pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel darah. Hemoglobin adalah suatu protein yang mengikat oksigen dan mengangkutnya dari paru-paru keseluruhan tubuh. Nilai normal untuk Hb secara umum adalah dalam kisaran 11.5 s/d 17 gram/dl. Bila kadar Hb berkurang karena menurunnya sel darah merah maka akan timbul gejala-gejala anemia seperti berikut.
Gejala Anemia
- Pucat, lemas, rasa mengantuk
- Pusing berkunang-kunang
- Berdebar-debar
- Sesak Napas
- Kesemutan
- Tidak dapat mentoleransi dingin
- Berkurang kemampuan beraktifitas
- Gangguan fungsi seksual
- Gejala pada jantung seperti sesak, hingga bisa berakibat gagal jantung
Apakah Penyebab Anemia ?
Anemia pada penyakit ginjal kronis disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adanya penurunan fungsi hormon eritropoeitin akibat kerusakan ginjal, pendarahan hebat, kekurangan zat besi, umur sel darah merah yang pendek, kekurangan asam folat, dan kekurangan vit. B12 serta adanya penekanan fungsi sumsum tulang.
Hubungan Penurunan Fungsi Ginjal dengan Anemia
Salah satu fungsi ginjal adalah menghasilkan hormon eritropoeitin yang berguna untuk memproduksi sel-sel darah merah dan menjaga keseimbangan kadar oksigen dalam darah. Pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal maka produksi hormon eritropoeitin ini semakin berkurang. Selain itu juga terjadi gangguan fungsi sumsum tulang yang mempengaruhi produksi sel-sel darah merah sehingga terjadi anemia. Pengobatan yang dilakukan untuk anemia pada penyakit ginjal kronis bisa dengan beberapa cara :
1. Mengatasi hal-hal yang mungkin menjadi penyebab anemia seperti adanya pendarahan dan infeksi
2. Pemberian suplemen zat besi
3. Transfusi darah
4. Pengobatan dengan injeksi/ suntikan eritropoeitin.
Pemberian tranfusi darah dahulu menjadi pilihan pengobatan satu-satunya untuk mengatasi anemia, namun memiliki beberapa resiko antara lain tertular infeksi (HIV, Hepatitis, Sifilis), adanya reaksi tranfusi darah (seperti gatal pada seluruh tubuh) dan hemosiderosis yang menyebabkan kulit menjadi hitam. Dan menggunakan eritropoeitin (EPO) maka penatalaksanaan anemia pada pasien gagal ginjal kronis dengan hemodialisa memiliki banyak pilihan yang lebih aman dan praktis.
Apakah EPO itu ?
EPO (Eritropoeitin) adalah hormon yang diproduksi di ginjal, yang berfungsi merangsang pembentukan sel darah merah di dalam sumsum tulang. Dalam keadaan normal produksi hormon EPO di ginjal hanya sedikit, tetapi produksi akan meningkat seiring dengan terjadinya anemia dan kekurangan oksigen didalam darah seseorang atau yang dikenal sebagai hepoksemia(kekurang-an) oksigen dalam jaringan tubuh kita.
Namun pada penyakit ginjal kronis respon produksi EPO akibat anemia sedikit sekali, dan pembentukan sel darah merah menjadi terhambat. Sehingga penyebab tersering dari anemia pada PGK adalah kekurangan EPO di dalam tubuh. Disamping faktor-faktor lain yang sudah disebutkan sebelumnya. Bila EPO kurang dengan demikian terapinya adalah pemberian EPO secara subcutan setelah sesi HD berakhir, dibawah pengawasan dokter dan tetap memperhatikan kondisi hemodinamik pasien yaitu tekanan darah dan keadaan umum haruslah stabil. Dengan pemberian EPO diharapkan dapat meningkatkan Hb dalam batas normal yang berarti meminimalkan terjadinya kondisi anemia dan meningkatkan kualitas hidup pasien ginjal kronik.
sumber : dialife
0 komentar:
Post a Comment