Blog ilmu bayoe ini tempat berbagi informasi seputar farmasi, kesehatan, dan lain-lain

Bantuan Hidup Dasar

Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi hari esok,1 menit kedepan pun kita tidak pernah ketahui apa yang terjadi sebelum kita mengalaminya. Semua itu sudah di takdirkan oleh Allah SWT.
Terdapat banyak keadaan yang menyebabkan kematian dalam waktu singkat, tetapi kesemuanya berakhir pada satu hasil yakni kegagalan oksigenasi sel, terutama otak dan jantung.
Usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada sat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa dikenal sebagai " Bantuan Hidup" (Life Support).
Bila usaha bantuan hidup ini tanpa cairan intra-vena, obat ataupun kejutan listrik maka dikenal sebagai Bantuan Hidup Dasar ( Basic Life Support ).
Disini admin akan berbagi ilmu mengenai tata cara melaksanakan Bantuan Hidup Dasar.
Karena ini semua berguna jika sewaktu-waktu mungkin didekat kita terdapat orang yang sangat memerlukan bantuan kita dalam hal keselamatan jiwanya.
Bukan hanya tenaga kesehatan yang harus menguasainya, tetapi orang awam juga perlu mempelajarinya juga.
Berikut penjelasan dan tata cara melaksanakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) :

Yang harus diperhatikan pada BHD adalah :
A. Airway(jalan napas)
B. Breathing (pernapasan)
C. Circulation ( jantung dan pembuluh darah)

Penilaian respons.
Setelah memastikan keadaan aman (penilaian korban), maka penolong yang tiba ditempat kejadian harus segera melakukan penilaian dini (penilaian korban). Lakukan penilaian respons dengan cara menepuk bahu korban dan tanyakan dengan suara lantang.

A.Airways (Jalan Napas)
Orang dewasa akan bernapas terutama melalui hidung dan dapat pula bernapas dengan mulut. Pada bayi akan lebih mudah bernapas melalui hidung dan ada kesulitan bernapas melalui mulut,sehingga pada bayi bila hidung tersumbat akan ada kesan seolah-olah sesak napas.
* Menilai jalan napas dan pernapasan
Bila penderita sadar dan dapat berbicara kalimat panjang berarti airways dan breathingnya dalam keadaan baik.
Bila penderita tidak sadar, lakukan penilaian Airways (jalan napas ) dan lakukan penilaian Breathing (pernapasan) dengan cara Lihat-Dengar-Rasakan (LDR)

Bantuan Hidup Dasar
 lihat      :  Dada naik turun/tidak
Dengar  : Ada bunyi nafas/tidak
Rasa       : ada hembusan napas/tidak(rasakan pada pipi penolong)

Bila tidak ditemukan respons pada korban ,teknik selanjutnya adalah
Membersihkan Jalan Nafas

- Posisi Pemulihan
Bila korban dapat bernafas dengan baik dan tidak ada kecurigaan adanya cedera leher, tulang punggung atau cedera lainnya yang dapat bertambah parah akibat tindakan ini maka letakkan korban dalam posisi pemulihan atau dikenal dengan istilah posisi miring mantap.

Posisi ini berguna untuk mencegah sumbatan dan jika ada cairan maka cairan akan mengalir melalui mulut dan tidak masuk ke dalam saluran nafas.
- Sapuan Jari
Teknik hanya dilakukan untuk penderita yang tidak sadar, penolong menggunakan jarinya untuk membuang benda yang mengganggu jalan nafas. 
Bantuan Hidup Dasar
inilah teknik melakukan sapuan jari.
setelah membersihkan jalan napas, lakukan breathing dan pemberian oksigen.

Bila airways sudah baik , belum tentu pernapasan akan baik sehingga perlu selalu dilakukan pemeriksaan apakah pernapasan penderita sudah adekuat atau belum.
1. Pemeriksaan fisik penderita
Frekuensi pernapasan normal manusia adalah :
* dewasa             : 12-20 kali/menit
* anak-anak          : 15-30 kali/menit
* bayi baru lahir   : 30-50 kali/menit
pada orang dewasa pernapasan abnormal bila >30 atau < 10 kali /menit.

Bila pernafasan seseorang terhenti maka penolong harus berupaya untuk memberikan bantuan pernafasan.

Bantuan Hidup Dasar
Breathing Support
Teknik yang digunakan untuk memberikan bantuan pernafasan yaitu:
a. Menggunakan mulut penolong:
   1. Mulut ke masker RJP
   2. Mulut ke APD
   3. Mulut ke mulut / hidung

b. Menggunakan alat bantu:
Bantuan Hidup Dasar
Masker berkatup
    Kantung masker berkatup (Bag Valve Mask / BVM)

Frekuensi pemberian nafas buatan:
Dewasa              : 10 - 12 x pernafasan / menit, masing-masing 1,5 - 2 detik
Anak (1-8th)       : 20 x pernafasan / menit, masing-masing 1 - 1,5 detik
Bayi (0-1th)        : lebih dari 20 x pernafasan / menit, masing-masing 1 - 1,5 detik
Bayi baru lahir    : 40 x pernafasan / menit, masing-masing 1 - 1,5 detik

Bahaya bagi penolong yang melakukan bantuan pernafasan dari mulut ke mulut:
- Penyebaran penyakit
- Kontaminasi bahan kimia
- Muntahan penderita

Saat memberikan bantuan pernafasan petunjuk yang dipakai untuk menentukan cukup tidaknya udara yang dimasukkan adalah gerakan naiknya dada. Jangan sampai memberikan udara yang berlebihan karena dapat mengakibatkan udara juga masuk dalam lambung sehingga menyebabkan muntah dan mungkin akan menimbulkan kerusakan pada paru-paru. Jika terjadi penyumbatan jalan nafas maka lakukan kembali Airway Control seperti yang dijelaskan diatas.

Beberapa tanda-tanda pernafasan:
Adekuat (mencukupi)
- Dada dan perut bergerak naik dan turun seirama dengan pernafasan
- Udara terdengar dan terasa saat keluar dari mulut / hidung
- Korban tampak nyaman
- Frekuensinya cukup (12-20 x/menit)

Kurang Adekuat (kurang mencukupi)
- Gerakan dada kurang baik
- Ada suara nafas tambahan
- Kerja otot bantu nafas
- Sianosis (kulit kebiruan)
- Frekuensi kurang atau berlebihan
- Perubahan status mental

Tidak Bernafas
- Tidak ada gerakan dada dan perut
- Tidak terdengar aliran udara melalui mulut atau hidung
- Tidak terasa hembusan nafas dari mulut atau hidung

Bila menggunakan masker atau APD, pastikan terpasang dengan baik dan tidak mengalami kebocoran udara saat memberikan bantuan pernafasan.
CIRCULATORY SUPPORT (Bantuan Sirkulasi)
Tindakan paling penting pada bantuan sirkulasi adalah Pijatan Jantung Luar. Pijatan Jantung Luar dapat dilakukan mengingat sebagian besar jantung terletak diantara tulang dada dan tulang punggung sehingga penekanan dari luar dapat menyebabkan terjadinya efek pompa pada jantung yang dinilai cukup untuk mengatur peredaran darah minimal pada keadaan mati klinis.

Bantuan Hidup Dasar
Circulatory Support
Penekanan dilakukan pada garis tengah tulang dada 2 jari di atas permukaan lengkung iga kiri dan kanan. Kedalaman penekanan disesuaikan dengan kelompok usia penderita.
- Dewasa          : 4 - 5 cm
- Anak dan bayi : 3 - 4 cm
- Bayi               : 1,5 - 2,5 cm

Secara umum dapat dikatakan bahwa bila jantung berhenti berdenyut maka pernafasan akan langsung mengikutinya, namun keadaan ini tidak berlaku sebaliknya. Seseorang mungkin hanya mengalami kegagalan pernafasan dengan jantung masih berdenyut, akan tetapi dalam waktu singkat akan diikuti henti jantung karena kekurangan oksigen.

Pada saat terhentinya kedua sistem inilah seseorang dinyatakan sebagai mati klinis. Berbekal pengertian di atas maka selanjutnya dilakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru.

tentang resusitasi Jantung Paru bisa dilihat di materi selanjutnya.






SHARE
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment