Hubungan
dokter-pasien dewasa ini merupakan topic yang semakin sering dibahas. Apalagi
dengan semakin meningkatnya ketidakpuasan pasien dan keluarga terhadap
pelayanan dokter di Indonesia maka pentingnya hubungan dokter-pasien yang baik
semakin dirasakan.
Bagaimana
dengan hubungan dokter dan industry farmasi? kita dapat memandang hubungan ini
dari berbagai sudut. Media massa sering memberitakannya sebagai hubungan yang
kurang sehat dan menjadi salah satu factor yang menyebabkan harga obat di
Indonesia semakin tidak terjangkau.
Industri
farmasi melalui perusahaan yang memasarkan obatnya dituduh dengan berbagai
cara membujuk dokter untuk meresepkan produknya. Sedangkan dokter diduga telah
mengambil keuntungan dari peresepan obat tersebut. Opini public mengenai hubungan
seperti itu cukup kuat seolah-olah memang sebagian besar dokter melakukannya.
Upaya profesi kedokteran dan farmasi untuk menegakkan etik dalam peran
masing-masing sebenarnya cukup nyata. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
berkali-kali mengingatkan anggotanya agar berpihak kepada masyarakat lemah dan
tidak tergoda bujuk rayu perusahaan farmasi. Di lain pihak profesi kefarmasian
serta perhimpunan industry farmasi juga telah menyusun etik pemasaran yang pada
dasarnya mencegah pemasaran obat dengan cara yang tidak sehat dengan dokter.
Pada panduan pemasaran tersebut jelas disebutkan apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan dalam pemasaran obat yang berkaitan dengan hubungan industry farmasi
dengan dokter. Pemberian hadiah apalagi uang dilarang. Perusahaan farmasi dapat
mendukung program pengembangan profesi dokter namun dokungan tersebut tidak
dilakukan untuk perorangan tapi untuk pengembangan profesi atau institusi.
Jika
profesi kedokteran dan kefarmasian sudah mempunyai rambu-rambu dalam hubungan
industry farmasi dan dokter kenapa masih ada kecurigaan masyarakat ?
Masyarakat
merasakan beban harga obat semakin tinggi. Meski mereka memahami biaya untuk
penemuan obat baru amat mahal namun mereka juga merasakan bahwa banyak obat
sekarang ini yang harganya sudah lebih tinggi daripada emas. Obat yang sudah
habis masa patennya tidak kunjung turun harganya. Padahal di negeri lain obat
tersebut harganya diturunkan secara nyata.
Mungkinkah
hubungan industry farmasi-dokter dikembangkan untuk kepentingan yang lebih luas
yaitu masyarakat ? Industri farmasi memproduksi obat yang bermutu serta biaya
pemasarannya tidak tinggi. Dokter menggunakan obat secara rasional dan tidak
terpengaruh oleh rujukan perusahaan farmasi. Persaingan yang sehat di kalangan
industry farmasi akan memperkuat industry farmasi. Sedangkan penggunaan obat
secara rasional sesuai dengan prinsip profesi keberpihakan kepada masyarakat
luas.
Prof. DR.
Samsulridjal. Djauzi, SpPD
0 komentar:
Post a Comment