Diabetes melitus, atau lebih dikenal kaum awam sebagai penyakit kencing manis, bukanlah barang langka di zaman modern ini. Salah satu penyulit yang kerap timbul adalah pada indera penglihatan, yaitu renopati diabetik. Kebutaan diam-diam mengancam para penderita kencing manis tidak sanggup mengontrol gaya hidupnya.
Mekanisme retinopati yang disebabkan oleh diabetes masih belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan hai ini, yaitu :
1. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan memiliki peran penting dalam perkembangan dan progresi perjalanan penyakit retinopati diabetik. Penyakit ini dibuktikan bersifat reversibel pada wanita yang mengalami nekrosis kelenjar hipofisis akibat pendarahan paska melahirkan (sindrom sheehan).
2. Trombosit dan kekentalan darah
Berbagai variasi abnormalitas hematologis seringkali terlihat pada diabetes, seperti peningkatan agregasi dan adhesi trombosit. Hal ini mendorong kecenderungan sirkulasi yang melambat, kerusakan endotel, dan oklusi kapiler. Pada akhirnya, terjadilah iskemia retina yang mendukung perkembangan retinopati diabetik.
3. Aldose reduktase dan faktor vasoproliferatif
Peningkatan kadar gula darah telah diketahui memiliki efek struktural dan fisiologis pada kapiler retina, mengakibatkan kapiler tersebut menjadi inkompeten secara fisiologis maupun anatomis. Peningkatan kadar gula darah yang persisten mengalihkan kelebihan glukosa pada jalur aldose reduktase di jaringan-jaringan tertentu, yang mengkonversi gula menjadi alkohol (sebagai contoh, glukosa menjadi sorbitol, sedangkan galaktosa menjadi dulcitol). Perisit intramural pada kapiler retina sangat terpengaruh dengan peningkatan level sorbitol tersebut, sehingga sel-sel tersebut kehilangan fungsi utama mereka, yaitu autoregulasi kapiler retina. Hal ini menjadikan dinding kapiler melemah dan timbulnya tonjolan. Mikroanneurisma seperti ini merupakan tanda-tanda awal retinopati diabetik.
4. Edema Makula
Edema makula merupakan penyebab hilangnya penglihatan pada pasien retinopati diabetik non proliferatif yang paling sering terjadi. Penyebab tersering hilangnya penglihatan pada pasien dengan retinopati diabetik nonprofiferatif adalah edema makula. Teori lain menjelaskan perkembangan edema makula disebabkan karena terjadinya peningkatan kadar diasilgliserol akibat pengalihan jalur glukosa yang berlebih. Proses ini mengaktivasi proteinkinase C, yang selanjutnya dapat mempengaruhi dinamika aliran darah retinaa, terutama permeabilitas dan aliran darah, sehingga menyebabkan kebocoran cairan dan penebalan retina.
5. Hipoksia
Seiring dengan berkembangnya penyakit, dapat terjadi penutupan kapiler retina, yang akhirnya menyebabkan hipoksia. Infrak pada lapisan serat saraf berujung pada pembentukan cotton wool spots, yang seringkali dikaitkan dengan stasis aliran aksoplasmik.
Pencegahan Kebutaan Akibat Diabetes Mellitus
Jalur pencegahan utama agar tidak timbul penyulit kelainan diabetes mellitus adalah perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup yang dimaksud mencakup penerapan pola makan seimbang, aktivitas fisik yang memadai, maupun edukasi-edukasi spesifik. Bagaimanapun, terdapat langkah-langkah ekstra yang bisa ditempuh. Alam menyediakan berbagai zat yang telah diteliti bermanfaat untuk pencegahan retinopati diabetik.
1. Billberry
Ekstrak billberry telah diujikan untuk mengetahui efeknya terhadap angiogenesis secara in vivo maupun in vitro. Dalam ekstak billberry 30 ug/mL, ekstrak bilberry menghambat fosforilasi yang diinduksi oleh VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor). VEGF merupakan salah satu hormon pertumbuhan selain faktor pertumbuhan fibroblas dan faktor pertumbuhan yang diturunkan dari trombosit yang dapat menyebabkan angiogenesis. Dengan terhambatnya VEGF, maka proses angiogenesis pun dapat dihambat.
Pada percobaan in vivo, pemberian billberry secara intra-vitreal menghambat pembentukan pembuluh darah baru yang diinduksi oksigen pada tikus. Oleh karen itu disimpulkan bahwa billberry sangat bermanfaat dalam menghambat kelainan retina yang disebabkan angiogenesis, yaitu retinopati diabetik.
2. Zeaxanthin
Zeaxanthin merupakan antioksidan golongan karatenoid, dan banyak terdapat di retina. Zat ini memproteksi terhadap penyakit okular terkait penuaan. Selain itu, zat ini diketahui pula sebagai antioksidan poten yang terbukti melindungi terhadap peroksidase lipid pada membran fotoreseptor dan pembuluh darah. Mengapa zeaxanthin memiliki berbagai keistimewaan tersebut ? Berbagai penelitian menunjukan bahwa zeaxanthine menurunkan nitrotyrosine dan iNOS (enzim pembentuk oksida nitrat) dengan cara menangkal radikal bebas dan NO, meningkatkan MnSOD (Manganase Superoxide Dismutase), serta menurunkan VEGF dan ICAM-1, molekul adhesi interseluler yang meningkatkan leukostasis. Kelebihan lain yang dimiliki oleh zeaxanthin menembus sawar darah retina. Dosis harian yang dianjurkan adalah 6-30 mg.
3. Lutein
Antikosidan golongan karatenoid lainnya adalah lutein. Berbeda dengan beta karoten yang dipecah menjadi retinol, lutein (seperti hal zeaxanthine) dapat diserap secara utuh oleh mata. Berbagai penelitian memang menunjukkan bahwa pada pasien retinopati diabetik, kadar beta karoten hapus lebih tinggi, sedangkan kadar lutein dan zeaxanthinenya lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak memiliki kelainan tersebut.
4. Vitamin E
Perawatan dengan menggunakan vitamin E oral diketahui bermanfaat dalam menormalkan kelainan hemodinamik pada retina serta memperbaiki fungsi ginjal pada pasien diabetes tipe 1, tanpa menginduksi perubahan signifikan pada kontrol glikemik. Oleh karena itu, vitamin E berpotensi menurunkan risiko terjadinya retinopati dan nefropati sebagai pendamping bagi terapi insulin yang intensif. Vitamin E sendiri merupakan senyawa yang relatif murah dan mudah didapat dengan efek samping minimal. Dosis tinggi vitamin E (1800 IU/hari =1200 mg/hari) diketahui dapat meningkatkan aliran darah di retina (pasien diabetik retinopati) dalam waktu 4 bulan.
Daftar Pustaka :
- Bhavsar AR. Diabetic retinopathy.
- Matsunaga, Nozomu. Vaccinium myrtillus (bilberry) Extracts Reduce Angiogenesis in vitro and in vivo. Advance Access Publication 2007 October;47-56
- Kowluru, Renu. Beneficial Effect of Zeaxanthine on retinal metabolic abnormalities in diabetic rats. Investigative opthalmology & visual science 2008 April;49(4) : 1645-51
- Luru, Renu. Beneficial Effect of Zeaxanthine on retinal metabolic abnormalities in diabetic rats. Investigative opthalmology & visual science 2008 April;49(4) : 1645-51
- Ozawa, Yoko. Neuroprotective Effects of Lutein in the retina. Benthan Science Publisher 2012;18:51-56
- M, Miranda. Oxidative stress in a model of experimental diabetc retinopathy. The utility of peroxinytrite scavengers. Arch Soc Esp Oftalmol 2006;81:27-32
- Bursell, sven. High dose vitamin E supplementation normalizes retinal blood flow and creatinine clearance in patients with type 1 diabetes. Diabetes care 1999 August; 22 ( 8 ) : 1245-51
0 komentar:
Post a Comment