Blog ilmu bayoe ini tempat berbagi informasi seputar farmasi, kesehatan, dan lain-lain

Menjadikan Dunia di Tangan Dan Akhirat di Hati

Ambisi dunia adalah kegelapan, sedangkan akhirat adalah cahaya dalam hati. Dunia dengan berbagai keindahan memang sangat menggiurkan dan menjanjikan, maka tak ayal orang yang lemah pondasi imannya akan terseret bahkan menjadi budaknya, semuanya demi dunia. Agar dapat lolos dari jerat ini, maka seorang Muslim hendaklah membekali dirinya dengan keimanan dan ketakwaan serta memompa dirinya agar memiliki ambisi akhirat yang sangat tinggi.
Karena, siapa saja yang ambisinya akhirat, maka ia akan selalu mengingatnya dalam setiap kondisi di dunia. Anda akan mendapatinya tidak bergembira, tidak bersedih, tidak ridha, tidak marah dan tidak berusaha, kecuali untuk akhirat. Ia akan selalu mengingat akhirat dalam mencari rezeki, berjual beli, bekerja, memberi, dan dalam semua urusannya. Siapa saja yang demikian kondisinya, maka Allah subhanahu wata’ala akan menganugrahinya tiga kenikmatan yaitu

Pertama Anugrah Persatuan

Allah SWT akan menganugrahinya ketentraman dan ketenangan, menghimpun pikirannya, mengurangi kelupaannya, menyatukan keluarganya, menambah rasa kasih antara dia dan mereka, memudahkan mereka untuknya, mempersatukan semua kerabatnya, menghindarkannya dari perpecahan dan pemutusan hubungan rahim. Dengan begitu, seluruh dunia bersatu untuknya.

Kedua Anugerah Kaya Hati

Ini merupakan nikmat yang amat besar yang dianugrahkan Allah SWT khususnya bagi hamba yang dikehendakiNya. Allah SWT berfirman, “Maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS. An-Nahl:97). Kekayaan bukanlah segala-galanya, bahakan terkadang ada orang yang dibuat letih oleh hartanya. Sedangkan orang yang menjadikan akhirat sebagai ambisinya, kita dapati dia selalu ridho, puas diri, bahagia, ceria dan baik jiwanya. Ia tidak tamak kepada dunia dan bekerja sesuai dengan sabda Rasulullah SAW “Bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah di dalam mencari rezeki.” Yakni, berusahalah dengan usaha yang diterima, yang dibolehkan di dalam mendapatkan dunia. Janganlah seseorang menjadikannya sebagai ambisi yang menyibukkan dirinya yakni ia habiskan semua waktu untuk dunia.
Menjadikan Dunia di Tangan Dan Akhirat di Hati

Ketiga, Dunia datang dan Cinta kepadanya.

Dunia ini memang aneh, bila dikejer, ia akan lari, tetapi bila anda berpaling darinya, ia akan mengejar anda, dan ini sesuatu yang sudah terbukti. Banyak orang shalih menyebut kondisi mereka dengan dunia, “Kami sibukkan diri dengan urusan dien, lalu duniapun menyongsong kami.”
Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib r.a Berwasiat :
“Dunia akan pergi berlalu, dan akhirat akan datang, dan keduanya mempunyai anak-anak. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan jangan menjadi anak-anak dunia. Sesungguhnya pada hari ini hanya ada amal tanpa hisab (perhitungan), dan besok hanya ada hisab (perhitungan) tanpa amal.” (HR. Bukhori secara Mu’allaq).
Sebaliknya, siapa saja yang menjadikan dunia sebagai ambisinya dan segala sesuatu ia jadikan dunia, seperti ridha, marah, senang, benci, ceria, bicara, mencela dan sebagainya, maka orang yang kondisinya demikian akan diberi hukuman oleh Allah SWT dengan tiga hukuman yang disegerakan :

Pertama, Mencerai-beraikan persatuannya.

Ia akan menjadi orang yang hatinya tercerai berai, pikirannya kacau, banyak cemas terhadap urusan-urusan dunia, sekalipun hanya sepele. Harta, keluarga dan tanggungannya membuatnya terpisah, sekalipun mereka berada di hadapan matanya, sebagai akibat dari mementingkan dunia saja.

Kedua, dilanda Kefakiran

Ia tidak pernah merasa puas, sehingga membuatnya selalu berhajat di balik kesenangan dunia dan perhiasannya. Ini tentu saja membuatnya semakin letih, sedih dan cemas. Ia boros terhadap kesenangan dunia dan hal yang yang bersifat huru-hara, namun amat bakhil di dalam bersedekah dan berbuat kebajikan.

Ketiga, Dunia lari darinya.

Ia mencarnya namun dunia menjauhinya. Ia berlari mengejar dan meminum darinya seperti orang yang menimba air di laut untuk diminum, namun setiap diminum, ia semakin merasakan haus dan dahaga. Utman bin Affan r.a berkata, “ Ambisi dunia adalah kegelapan di hati, sedangkan ambisi akhirat adalah cahaya di hati.
Dalam masalah ini, manusia Pertama, orang-orang yang dikalahkan oleh ambisi akhirat sehingga mereka bekerja untuk dunia menurut kacamata akhirat dan menyadari bahwa dunia hanyalah jembatan yang membawa mereka sampai ke akhirat.
Kedua, Orang-orang yang dikalahkan oleh cinta dunia hingga akhirat terlupakan oleh mereka, dan ambisi dunia telah menyibukkan hati mereka.
Ketiga, Orang-orang yang disibukkan oleh dunia dan juga akhirat. Mereka ini adalah para pencampur-aduk urusan, dan betapa banyaknya manusia tipe seperti ini di zaman sekarang. Mereka berada dalam posisi yang tidak aman bahan dalam bahaya.

Resistensi Antibiotik Mengancam Kehidupan Manusia

Sepanjang sejarah, rasanya tepat menyebut antibiotik sebagai salah satu obat yang populer di kalangan masyrakat. Tak sekedar populer dibandingkan obat golongan lainnya, antibiotik dalam penggunaannya  juga senantiasa mendapatkan perhatian yang lebih. Hal ini pula yang kiranya melatarbelakangi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia beberapa waktu lalu   dalam peringatan Hari Kesehatan Sedunia Ke-60 mengusung tema “Antimicribial Resistance and It’s Global Spread“. Salah satunya juga sebagai media untuk menyosialisasikan penggunaan antibiotik secara tepat penggunaan antibiotik secara tepat untuk mencegah kekebalan kuman. Diangkatnya tema irasionalitas pemakaian antibiotik tersebut tentulah indikasi tersendiri bahwasanya hal ini merupakan masalah yang teramat penting, menyangkut hajat hidup manusia sedunia kalau boleh saya bilang.

Masa pra antibiotik menempatkan penyakit infeksi sebagai  penyakit tanpa sebuah peluang kesembuhan bahkan sangat mematikan. Konon, pada zaman dahulu pernah terjadi wabah penyakit infeksi yang menyebabkan kematian pada seperlima dari populasi manusia di bumi karena sifat penyakit infeksi yang dapat menular melalui berbagai cara. Bahkan  karena dahsyatnya, penyakit infeksi sering diidentikkan dengan penyakit kutukan.
Sejarah mencatat nama dr. Alexander Fleming (Inggris, 1928) sebagai penemu pertama kalinya antibiotik yaitu penisilin. Penemuan penisilin ini tidak dapat dipungkiri sebagai penemuan yang sangatlah menggembirakan bagi perkembangan dunia kesehatan. Sejarah pengendalian infeksi juga mencatat tahun 1950-an  hingga 1980-an sebagai era infeksi mampu diatasi secara baik. Dalam era tersebut berbagai jenis antibiotik banyak ditemukan dan dikembangkan. Pengembangan obat-obat antibiotika tentulah suatu tonggak utama tersendiri dalam dunia kesehatan.  Sayangnya era keemasan penemuan antibiotik tersebut, di atas era 1980-an (baca: belakangan hingga era kini) dicatat sejarah sebagai masa yang kurang menggembirakan bagi perkembangan antibiotik bahkan dapat dikatakan mengkhawatirkan.
Salah satu hal yang menyebabkan hilangnya era keemasan antibiotik adalah ‘trade mark’ penggunaan antibiotik sendiri yang secara tidak bijaksana. Antibiotika percaya atau tidak meski berlabel K dalam lingkaran berwarna merah sangatlah mudah didapatkan, tidak hanya di rumah sakit, puskesmas, dan apotek melainkan juga di toko obat bahkan toko-toko kecil (baca: semacam apotek kelas kelontong) di pasar-pasar. Padahal penandaan label K dalam lingkaran merah tersebut  menunjukkan bahwasanya antibiotik tidak boleh diberikan tanpa resep dokter dan hanya dapat diserahkan di apotek, RS, atau puskesmas. Hal ini juga diperparah anggapan awam bahwasanya antibiotik adalah ‘obat dewa’, seolah-olah antibiotik itu penyembuh segala macam penyakit. Batuk, minta antibiotik. Flu (baca: kasus flu karena virus), minta antibiotik. Masuk angin, minta antibiotik. Bahkan pernah suatu waktu saat pelaksanaan tugas seorang tenaga teknis kefarmasian, pasiennya mengeluh mata kaburpun minta antibiotik. Padahal kondisi-kondisi tersebut diatas sebenarnya tentulah tidak memerlukan terapi antibiotik.

 

Resistensi Antibiotik Mengancam Kehidupan Manusia

Penggunaan antibitotik secara tidak bijaksana menimbulkan berbagai dampak negatif, salah satunya adalah timbulnya resistensi. Diksi sederhana dari resistensi adalah kuman menjadi kebal terhadap antibiotik tertentu. Akibatnya, seseorang memerlukan antibiotik dengan dosis yang lebih tinggi atau/ dengan antibiotik lain dengan jenis yang lebih kuat. Menurut Guru Besar Farmakologi UGM Iwan Dwi Prahasto bahwa resistensi antibiotika menimbulkan masalah kekebalan kuman yang serius. Bakteri mampu bermutasi sehingga tahan terhadap antibiotik. Resistensi ini akan memunculkan wabah superbug, yaitu kondisi dimana bakteri tidak dapat dibunuh oleh antibiotik paling mutakhir sekalipun.

Sementara itu, masalah resistensi antibiotik seolah diperparah oleh hilangnya era keemasan penemuan antibiotik. Belum banyak lagi penemuan jenis-jenis antibiotik baru. Lagi-lagi, seolah memperparah keadaan dana riset penemuan antibiotikpun semakin terbatas. Kenyataan ini seolah menempatkan penggunaan antibiotik secara tidak bijaksana menjadi masalah bak gunung es. Olehnya manusia di bumi sedang ‘terancam’. Mengulang wabah penyakit infeksi yang menyebabkan kematian pada seperlima dari populasi manusia di bumi tentulah mimpi buruk.

Salah satu pilihan menyikapi persoalan tersebut adalah bagaimana upaya peningkatan rasionalitas penggunaan antibiotik. Upaya tersebut tentulah melibatkan seluruh elemen di dunia kesehatan, baik itu dokter, perawat, bidan, apoteker maupun masyarakat sendiri. Dokter, perawat, dan bidan wajib bersinergi untuk menghindari hal-hal yang menyebabkan irasionalitas penggunaan antibiotik. Pertama, penggunaan antibiotik pada kondisi-kondisi yang tidak memerlukan terapi antibiotika misalnya pada kasus infeksi virus saluran pernafasan atas dan diare akut non spesifik. Kedua, penggunaan satu jenis antibiotik tanpa mengetahui secara jelas infeksi dan kuman penyebabnya. Ketiga, pemberian antibiotik dengan dosis yang tidak mencukupi; misalnya pemberian antibiotik selama 3 hari tanpa memonitor efek terapi yang terjadi. Keempat, pemberian antibiotik secara berlebihan kasus-kasus infeksi non bakterial ringan dengan alasan untuk mencegah komplikasi.

Apoteker sebagai ‘dewa’ di dunia kefarmasian, salah satunya juga harus berperan aktif dalam memberikan informasi obat; tidak terkecuali obat golongan antibiotik. Apoteker perlu untuk meningkatkan peranannya serta mengurangi pendelegasian tugas dan perannya kepada tenaga teknis kefarmasian. Betapapun, apoteker dan tenaga teknis kefarmasian tentulah berbeda kompetensinya. Terkait hal tersebut, dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 108 ayat 1 sendiri telah  disebutkan bahwasanya praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Apoteker berkewajiban memberikan informasi obat yang lebih baik pada pasien sehingga nantinya menggugah minat partisipasi aktif pasien yang bahkan dinilai beberapa ahli sebagai upaya mempercepat penyembuhan.

Adapun masyarakat sendiri, hendaknya perlu bersikap kritis terhadap pengobatan yang dijalaninya. Perlu dan hak bagi masyarakat selaku pasien untuk mengetahui segala hal-bahkan- tentang obat yang diterima; perihal kandungan aktif, cara dan rute pemakaian, efek samping, kontraindikasi, bahkanpun toksisitaas dan cara kerjanya di dalam tubuh. Karena rasionalitas penggunaan antibiotik itu tanggung jawab kita bersama. Sekali lagi, karena manusia di bumi sedang ‘terancam’.

 

Sumber :  http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/05/15/resistensi-antibiotik-manusia-di-bumi-sedang-%E2%80%98terancam%E2%80%99-463213.html

Pengakuan Mantan Medrep: Banyak Apoteker Tertawa Melihat Resep si Dokter

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Ketika dokter sudah berada di genggaman perusahaan farmasi, yang terjadi adalah kekonyolan. Pasien akan menerima resep "tak masuk akal".

Namun, pasien tak berdaya karena ketidaktahuannya. Kerja sama atau KS antara perusahaan obat dan dokter itu seperti ijon. Dokter menerima uang atau hadiah di depan yang harus dikembalikan hingga empat kali lipatnya. Pengembalian dilakukan lewat kewenangan dokter dalam menulis resep.

Apabila seorang dokter telah diberi uang Rp 200 juta oleh sebuah perusahaan farmasi, maka ia harus meresepkan obat dari perusahaan farmasi itu senilai Rp 800 juta.

Jangka waktunya tidak terbatas, bisa dua bulan, tiga bulan, enam bulan, ataupun setahun.

Saat seorang dokter menjalin kerja sama dengan perusahaan farmasi yang diwakili oleh medical representative atau medrep, dokter itu akan diawasi. Medrep mengunci apotik-apotik rujukan sang dokter sehingga perusahaan obat bisa memantau progres kerja sama.

Menurut seorang mantan medrep, pola kerja sama perusahaan farmasi dan dokter ataupun rumah sakit, sudah berlangsung lama di semua daerah di Indonesia.

Mantan medrep tersebut menceritakan, sekitar tahun 2008, ia menjalin kerja sama dengan seorang dokter spesilasi paru-paru di sebuah rumah sakit pemerintah di pinggiran Jakarta.

Pengakuan Mantan Medrep: Banyak Apoteker Tertawa Melihat Resep si Dokter

Kesepakatan kerja sama yang disampaikan secara lisan, tanpa perjanjian tertulis, itu menyatakan bahwa si dokter akan meresepkan antibiotik cair buatan perusahaan farmasi tertentu.

Si dokter kemudian menerima uang Rp 20 juta untuk biaya berlibur ke Bali bersama keluarganya. Sepulang dari Bali, si dokter jadi rajin meresepkan antibiotik cair kepada pasiennya yang mayoritas adalah orang dewasa.

Dia ditarget meresepkan antibiotik itu senilai Rp 100 juta. "Akhirnya, untuk pasien dewasa pun dia kasih resep antibiotik cair. Kan jadi konyol, pasien dewasa dikasih antibiotik cair," ujar mantan medrep itu ketika ditemui di sebuah gerai fastfood di Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten.

"Mestinya pasien dewasa diberi antibiotik tablet. Cuma gara-gara terima uang akhirnya muncul resep tak masuk akal," tambahnya.

Dalam enam bulan dokter itu sudah melunasi "kewajibannya" ke perusahaan farmasi. Tapi banyak apoteker tertawa melihat resep si dokter. "Antibiotik cair kan untuk anak-anak," katanya. 

Beberapa medrep maupun mantan medrep yang menjadi narasumber yakin masyarakat banyak yang tak sadar soal ini.

"Banyak orang jadi resisten terhadap antibiotik golongan terendah gara-gara dokter mengadakan kerja sama untuk meresepkan antibiotik golongan yang lebih tinggi," kata salah satu medrep.

Seorang medrep berkepala plontos mengaku, suatu ketika, anaknya demam dan ia pun membawanya ke sebuah klinik di Jakarta Selatan. Dokter kemudian memberi resep antibiotik golongan dua.

Lantaran paham, medrep tersebut menolak resep dokter. "Saya minta amoxicilin saja. Amoxicilin kan termasuk antibiotik golongan rendah. Saya tahu kalau demam biasa, pakai amoxicilin saja cukup," ungkapnya.

"Tak perlu golongan dua yang seperti yang sempat diresepkan dokter. Kasihan anak saya, nanti jadi resisten. Lagipula antibiotik golongan dua itu jauh lebih mahal," katanya lagi.

Pria berkepala plontos itu pun buka kartu bahwa dia berprofesi sebagai medrep. "Dokter itu kemudian mengganti resepnya," katanya.

Dalam pembicaraan singkat tersebut, si dokter mengaku punya kerja sama dengan sebuah perusahaan obat yang memproduksi antibiotik golongan dua.  

Pilihan amoxicilin untuk mengatasi demam si anak tidak keliru. "Ternyata benar, dalam dua hari, anak saya sembuh," imbuh medrep tersebut.

Mengaku sebagai "orang farmasi" memang jadi password bagi para medrep untuk tidak menjadi korban resep tidak masuk akal.

"Kalau ada keluarga yang sakit ataupun opname, sejak awal saya katakan kepada dokternya, 'dok... saya orang farmasi lho'. Kalau sudah gitu, pasien gak akan diberi resep yang aneh-aneh," ujar seorang mantan medrep

Resistensi Antiobiotik, Balita Ini Hampir Meninggal

Pada September 2014 lalu, seorang anak berkebangsaan Australia bernama Levi Walsh  berumur 3 tahun dilarikan ke rumah sakit saat infeksi pada telinga yang memang biasa terjadi pada anak-anak tak kunjung sembuh. Orang tuanya sudah memberikan Levi obat antibiotik untuk melawan infeksi namun tetap saja tidak ada hasil.
Di The Children's Hospital daerah Westmead, Sydney, Levi menjalani operasi dan menerima lebih banyak antibiotik. Meski demikian, infeksi masih tetap terus berkembang dan menjalar.
Sang ibu, Teagan, mengatakan bahwa ia sangat ketakutan melihat keadan Levi. "Ini benar-benar sangat menakutkan. Anda berpikir karena ini rumah sakit ada banyak obat-obatan yang dapat terus dicoba. Tapi pihak rumah sakit kemudian kehabisan jenis obat yang dapat digunakan untuk Levi," ujar Teagan seperti dikutip dari ABC Australia, Selasa (25/11/2014).
Ayah dari Levi, Nick, mengatakan hal yang paling ia takutkan adalah jika infeksi menyebar sampai ke otak atau ke tulang belakang anaknya. Jika sampai mengenai saraf ada kemungkinan infeksi dapat menyebabkan kecacatan bahkan bila berhasil disembuhkan.
Spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) dari The Children Hospital, Dr John Curotta mengatakan infeksi yang dialami oleh Levi adalah jenis infeksi yang resistan terhadap antibiotik. Oleh karena itu, infeksi pun menjadi sulit untuk disembuhkan.


antibiotik

"Kami berusaha dengan menggunakan antibiotik lini pertama, lini kedua, lini ketiga, bahkan sampai lini keempat," ujar Dr Curotta yang pada akhirnya berhasil menyembuhkan Levi dengan menggunakan antibiotik yang kuat.
Levi dikatakan Dr Curotta dengan infeksi seperti yang dialami sebenarnya berkemungkinan meninggal. Jika sembuh Levi bisa saja terserang stroke, lumpuh, dan tuli.
Dr Curotta mengatakan kasus seperti Levi terjadi akibat penyalahgunaan antibiotik yang membuat mikroba semakin kebal. Jika penggunaan antibiotik di seluruh dunia tidak berubah maka kasus seperti Levi akan semakin banyak terjadi.
"Kasus infeksi ini seperti burung kenari di tambang batu bara (sebagai peringatan untuk yang lain -red). Kami bertanya-tanya hal apa saja yang bisa terjadi di masyarakat," tutup Dr Curotta.

Dari kasus diatas kita belajar bahwa masyarakat perlu diberikan pemahaman mengenai cara penggunaan antiotik yang benar. Selain itu peran serta tenaga kesehatan sangat diperlukan dalam mencegah terjadinya resistensi antibiotik pada masyarakat. Untuk tenaga Farmasis, berikanlah informasi yang jelas dan tepat kepada pasien ketika terdapat resep obat antibiotik yaitu dengan memberikan penjelasan kepada pasien bahwa obat tersebut harus dihabiskan walau rasa sakit sudah hilang dan diminum jika 2x sehari maka obat diminum setiap 12 jam sekali atau jika 3x sehari maka obat itu diminum setiap 8 jam sekali. Salam Sehat

Dikutip dari : detik.com

Penanganan Pendarahan Luar

Dalam setiap peristiwa kecelakaan, biasanya sering terjadi yang namanya pendarahan. Pendarahan dapat terjadi pada permukaan luar tubuh. Ini disebut pendarahan luar, dan anda akan melihat darah keluar. Pendarahan dapat juga merupakan pendarahan dalam. Pada keadaan ini, penderita tidak tampak berdarah karena pendarahan di dalam rongga tubuh.

Pendarahan Luar

Ada 3 tipe pendarahan luar yaitu arteri, vena, dan kapiler. Setiap macamnya dapat mengancam nyawa. Ciri-ciri pendarahan luar sebagai berikut :

1. Pendarahan arteri

darah berwarna merah terang menyembur atau memancar dari luka. Darah berwarna merah terang sebab kandungan oksigen-nya tinggi. Pancaran biasanya bersamaan dengan denyut nadi penderita atau kontraksi dari jantung.
Penanganan Pendarahan Luar
Karena darah arteri berada di bawah tekanan tinggi, jenis pendarahan ini lebih sulit terkontrol dibandingkan pendarahan lain. Kalau pancaran darah ini dibiarkan, dan kehilangan darah sudah cukup banyak, maka biasanya penderita akan masuk dalam keadaan syok, bahkan mungkin meninggal.

2. Pendarahan vena

Penanganan Pendarahan Luar
Darah mengalir berwarna merah gelap mengalir tenang dari luka. Darah berwarna gelap karena kandungan oksigen lebih sedikit. Darah ini mengalir tenang karena tekanan vena, lebih rendah daripada arteri. Pendarahan vena lebih mudah diatasi daripada pendarahan arteri.

3. Pendarahan kapiler

Darah berwarna merah gelap menetes pelan dari luka, yang biasanya merupakan pertanda bahwa pendarahan berasal dari kapiler. Biasanya jenis ini akan berhenti spontan.
Penanganan Pendarahan Luar
Tindakan bila ada pendarahan luar
Ingatlah bahwa selalu mulai dengan memeriksa dan mengelola Airway dan Breathing terlebih dahulu. Lakukanlah hal-hal dibawah ini untuk mengontrol pendarahan luar :
  • Gunakan tekanan langsung pada luka. Jika pendarahan banyak ditemukan selama penilaian awal, gunakan tekanan langsung dengan tangan (dengan menggunakan sarung tangan) . Kemudian segera balut dengan kasa steril pada tempat yang tepat atau balutan untuk menutupi luka. Jika kecil gunakan tekanan langsung tepat diatas pendarahan dengan menggunakan telapak ujung jari anda. Jika luka besar dan terbuka, balut dengan kasa steril gunakan tekanan langsung.
  • Meninggikan anggota tubuh yang mengalami pendarahan. Ini sebaiknya dilakukan setelah anda menggunakan tekanan langsung, lalu angkat tinggi tangan atau kaki yang mengalami pendarahan sehingga lebih tinggi dari pada jantung. Ini akan memperlambat aliran darah yang keluar dan membantu pembekuan darah.
  • Menilai pendarahan. Jika luka terus mengeluarkan darah setelah dibalut, gunakan balutan lain diatasnya lalu lakukan penekanan ulang secara langsung.
  • Gunakan tekanan pada nadi. Jika pendarahan terjadi pada anggota gerak, gunakan tekanan langsung pada arteri untuk mengurangi darah keluar. Lakukan penekanan dengan jari tangan. Dengan menekan pembuluh darah antara jari tangan dan tulang maka pendarahan akan berkurang.
Pada satu sisi badan manusia terdapat 6 titik pembuluh darah yang dapat ditekan dengan jari, yaitu :
- arteri temporalis superfisialis
- arteri carotis comunis
- arteri brachialis
- arteri radialis
- arteri femoralis
-arteri dorsalis pedis
Oke sampai disitu dulu kita belajarnya. Semoga ilmu kita bertambah kembali. Salam sehat.

Tips Menolong Orang Yang Mengalami Pendarahan

Pendarahan yang disertai dengan trauma dapat berarti keadaan yang mengancam nyawa. Jika pendarahan tidak dilakukan dengan segera, kondisi penderita akan semakin buruk, dan jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat mungkin akan menyebabkan pasien meninggal dunia.
Tetapi Perlu diingat bagi orang awam yang ingin menolong orang yang mengalami pendarahan bahwa Jika ada darah maka akan selalu ada resiko bagi kita tertular penyakit. Oleh Karena itu Selalu Proteksi Diri terlebih dahulu.

Tips Melindungi Diri Dalam Menolong Orang Yang Mengalami Pendarahan

Gunakan selalu perlindungan diri sendiri dari penyakit yang dapat menular melalui darah dan cairan tubuh. Secara singkat, mencegah terjadinya penularan penyakit menular seperti AIDS, Hepatitis dilakukan sebagai berikut :
  • Jauhilah darah dan cairan tubuh penderita. Minimal pakai sarung tangan sebagai pelindung. Gunakan Juga masker dengan katup satu arah jika harus melakukan tindakan ventilasi.
  • Gunakan kacamata pelindung, masker jika ada semburan atau percikan darah
  • Jangan pernah sentuh mulut anda, hidung atau mata atau makan dengan tangan anda ketika/ setelah memberikan perawatan emergensi
  • Jaga semua luka terbuka penderita dengan menutup dan menggunakan pembalut
  • Cuci tangan anda secepat mungkin setelah memberikan perawatan pada penderita.
Tips Melindungi Diri Dalam Menolong Orang Yang Mengalami Pendarahan
Itulah Tips Melindungi Diri Dalam Menolong Orang Yang Mengalami Pendarahan. Tetaplah mari kita menolong orang lain yang butuh pertolongan kita tetapi mari kita tetap memperhatikan kondisi diri kita.  Sesungguhnya ketika kita menolong orang lain, maka Allah akan menolong hidup kita. Salam Sehat.

Mengenal Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)

Sejarah

Sejak abad pertengahan, seorang yang menderita kelainan gawat darurat, akan dibawa ke rumah sakit (RS). ini akan tetap seperti ini, selamanya. Namun yang berubah adalah system yang melayani penderita pra Rumah Sakit semua mulai dengan Jean Domiinique Larey, dokter pribadi Napoleon Bonaperte. Dia menciptakan “Ambulance Terbang” yang sesungguhnya adalah kereta berkuda yang akan mengangkut penderita dari lapangan pertempuran ke RS. Dengan demikian dia menciptakan :
  • Waktu tanggap (respon time) yang cepat
  • Pelayanan medic di tempat
  • Evakuasi cepat
Sistem ini dalam perkembangan dunia kesehatan kemudian menjadi suatu system dimana”UGD” dibawa penderita, dan bukan penderita dibawa ke UGD”. Satu”missing link” masih ada : yang menemukan penderita dan memberikan pertolongan pertama adalah awam. Timbul kemudian pelatihan pelayanan gawat darurat untuk awam. Penanggap pertama, atau Medical First Responder.
Kursus ini sangat bervariasi di dunia, dapat dari satu hari sampai beberapa minggu, namun tujuan utama tetap sama yaitu membantu penderita yang berada dalam keadaan gawat darurat.

Prinsip pada pelayanan gawat darurat pra RS

Prinsip pelayanan gawat darurat pra rumah sakit ada banyak, namun yang perlu diingat adalah
  • Jangan membuat cedera lebih lanjut (Do not futher harm). Dimulai oleh Hippocrates, dan tetap sampai kini, dimulai saat awam datang, terus sampai ke rumah sakit, sampai akhirnya penderita pulang.
  • Waktu itu penting

Bagaimana SPGDT di Indonesia ?

Tergantung dari keadaan penderita. Pertama-tama awam akan datang untuk memberikan pertolongan. Bila tidak mungkin membantu, sebaiknya awam kemudian meminta pertolongan nomor gawat darurat Medik di Indonesia adalah 118. (Polisi 110, Kebakaran 113).
Bila system mulai terbina, akan datang ambulan dengan paramedic yang akan memberikan pertolongan lanjut, dengan perlengkapannya. Lalu Ambulan akan membawa penderita ke RS.
Mengenal Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)

Keselamatan

Inget kembali prinsip keselamatan saat membantu penderita :
Proritas keselamatan :
  • Diri Sendiri
  • Lingkungan
  • Penderita
Walaupun nampak aneh, tetapi sesungguhnya keselamatan diri kita merupakan prioritas utama, karena kalau terjadi sesuatu pada diri kita, siapa yang akan membantu penderita ?
Belajarnya kita sambung di postingan berikutnya ya gan. Semoga ilmu kita semakin bertambah dan bisa berguna untuk orang banyak.

Khasiat Zat Aktif Dalam Komposisi Obat Flu

Saat ini obat flu banyak sekali beredar di pasaran. Selama ini orang memilih obat flu lebih karena pengaruh iklan. Padahal, masing-masing komposisi punya tujuan pengobatan sendiri. Berikut beberapa nama zat yang sering terkandung dalam komposisi obat flu sehingga bisa menjadi panduan anda dalam memilih obat sesuai dengan kebutuhan.

1. Asetaminofen atau Paracetamol

Obat Paracetamol berkhasiat sebagai analgetika (menghilangkan rasa nyeri/ sakit ) dan sebagai antipiretik (menurunkan panas). Obat flu yang mengandung paracetamol cocok digunakan untuk flu yang disertai sakit kepala atau demam.

2. Asetosal ( asam asetil-salisilat)

Obat ini berkhasiat sama dengan paracetamol yakni sebagai analgetika-antipiretika. Namun karena sifatnya yang sedikit asam sehingga efek sampingnya dapat mengiritasi lambung. Obat ini tidak cocok digunakan oleh pasien yang menderita maag atau gangguan lambung. Asetosal juga memiliki efek mengencerkan darah, sehingga tidak dikonsumsi pada pasien dengan gangguan pendarahan, karena akan meningkatkan risiko pendarahan. Selain itu, asetosal juga menyebabkan alergi pada pasien tertentu yang sensitif, sihingga sebaiknya tidak digunakan oleh penderita asma karena dapat memicu serangan asmanya.

3. Salisilamida

Obat ini juga berkhasiat sebagai analgetik namun lebih lemah dibandingkan asetosal.

4. Fenilefrin

Fenilefrin berkhasiat sebagai dekongestan yaitu dengan menciutkan selaput lendir hidung. Senyawa obat ini digunakan untuk menghentikan pilek, karena itu cocok untuk flu yang disertai pilek. Namun, obat ini berefek menaikkan tekanan darah, karena itu harus digunakan secara hati-hati oleh penderita hipertensi.
Khasiat Zat Aktif Dalam Komposisi Obat Flu

5. Efedrin

Obat ini juga dapat digunakan sebagai dekongestan dan juga dapat melonggarkan saluran napas (bronkodilator). Perlu dipakai hati-hati pada penderita hipertensi.

6. Phenylpropanolamin HCl atau Fenilpropalamin

Obat ini turunan dari efedrin, berkhasiat sebagai dekongestan.

7. Chlorpheniramin Maleat atau CTM

Obat ini berkhasiat anti alergi. CTM hampir selalu ada di setiap komposisi obat flu untuk mengatasi kemungkinan kejadian flu disebabkan oleh alergi. Efek samping obat ini adalah mengantuk. Jadi sebaiknya jangan berkendara ( mengendari motor, mobil dan lainnya ) saat menggunakan obat ini.

8. Difenhidramin

Obat ini berkhasiat sebagai antihistamin dan memiliki efek samping mengantuk yang kuat. Selain itu, obat ini juga berefek anti mual.

9. Kofein

Obat ini berkhasiat sebagai penyegar atau stimulan susunan syaraf. Beberapa obat flu menyertakan zat ini dengan tujuan supaya pasien tetap merasa segar dan tidak mengantuk.

10. Dekstrometorfan

Obat ini berkhasiat untuk meredakan batuk kering atau tidak berdahak. Obat ini biasanya dikombinasikan dengan obat flu karena biasanya masyarakat mengalami flu disertai dengan batuk.

11. Gliserilguaikolat (GG)

Obat ini berkhasiat sebagai obat batuk berdahak. Jika Anda mengalami flu disertai dengan batuk berdahak, komposisi obat flu yang mengandung senyawa ini cocok anda gunakan.
Dengan mengetahui khasiat dari senyawa-senyawa yang terdapat pada obat flu, semoga anda bisa memilih obat flu sesuai dengan kondisi Anda dengan lebih tepat. Salam Sehat.

Adakah Manfaat Tali Pusar ?

Banyak mitos yang berkembang di masyarakat yang menyatakan bahwa tali pusar bayi digunakan sebagai obat. Ternyata penelitian terkini membuktikan bahwa hal itu bukan sekedar mitos. Dengan perlakuan dan penyimpanan yang tepat, darah tali pusar bisa jadi alternatif penyembuhan berbagai penyakit.
Di Amerika Serikat saat ini sudah ada undang-undang yang menyatakan bahwa semua calon orangtua harus diedukasi mengenai manfaat menyimpan sel punca darah tali pusar bayi mereka daripada membuangnya. Darah tali pusar adalah darah yang tertinggal pada tali pusar bayi baru lahir setelah tali pusar tersebut dipotong. Darah tali pusar mengandung sel punca (stem cells) pembentuk darah, seperti yang terdapat pada sumsum tulang. Sel induk ini memiliki kemampuan untuk memproduksi darah, meregenerasi sistem kekebalan tubuh, dan memperbaiki sel rusak.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa talasemia mayor dan leukemia dapat disembuhkan dengan transplantasi sel punca. Penelitian lainnya masih terus dilakukan untuk menemukan manfaat lain dari darah tali pusar, termasuk untuk mengobati celebral palsy, diabetes tipe 1, dan penyakit jantung, kata dr Andrew Ekaputra, Ph. D, Direktur Laboratorium Regional PT. CordLife Ltd.
Adakah Manfaat Tali Pusar ?

Bank Tali Pusar

Hanya ada satu kesempatan untuk mengambil darah tali pusar, yaitu pada saat persalinan. Segera setelah bayi lahir, tali pusar akan dijepit pada dua tempat dan digunting diantaranya. Setelah itu, dokter kandungan atau bidan akan mengalirkan darah yang tersisa di tali pusar ke dalam kantong darah yang memiliki barcode identifikasi khusus. Keseluruhan prosedurnya hanya membutuhkan waktu 3 menit, tidak mengganggu proses persalinan, tidak menimbulkan rasa sakit, dan tidak beresiko untuk ibu maupun bayi.
Sebelum disimpan, darah terlebih dahulu melewati serangkaian proses, seperti pemeriksaan golongan darah dan rhesus, ada atau tidaknya bakteri, jamur, dan virus. Setelah itu darah akan diekstraksi untuk memisahkan sel darah putih, dan plasma darah yang bertujuan untuk mengambil sebanyak mungkin sel punca. Di bank darah tali pusar, darah akan disimpan dalam suhu minus 190 derajat Celcius untuk mencegah kerusakan. Dalam kondisi ini, darah tali pusar bisa disimpan hingga puluhan tahun dalam kondisi hidup.
Salah satu bank darah tali pusar adalah PT. CordLife, sebuah perusahaan swasta asal Singapura yang menawarkan jasa penyimpanan darah tali pusar,. Untuk menjadi nasabah bank tali pusar dibutuhkan investasi sebesar Rp. 12.000.000 untuk pemrosesan awal darah tali pusar. Sedangkan biaya per tahunnya adalah Rp 1.500.000. Bank darah tali pusar ini ada di Singapura dan Jakarta.
Investasi pada bank darah tali pusar adalah keputusan penting pada masa kehamilan yang harus dipertimbangankan. Pasalnya, kegunaan sel punca dapat menjadi alternatif pengobatan di masa depan. Sel punca akan cocok 100 persen bila digunakan oleh pemilik darah tali pusar itu sendiri, dan 95 persen jika digunakan oleh keluarganya.
Di Singapura sudah ada beberapa kasus anak penderita Cerebral palsy yang dinyatakn sembuh setelah menjalani transplantasi sel punca dari darah tali pusarnya sendiri. Begitu pula di India, ada kasus anak sakit kanker darah yang diselamatkan oleh sel punca darah tali pusar andik kandungnya.
Semoga Informasi kesehatan ini menambah pengetahuan tentang kesehatan. Di masa depan, mungkin banyak hal lain yang disekitar kita dapat dijadikan alternatif pengobatan. Ayo Farmasis temukan obat terbaru untuk menyelamatkan ratusan bahkan milyaran orang di dunia. Salam Sehat.
Sumber : dikutip dari buku Ummi

Produksi Obat Dextrometorfan untuk sediaan tunggal distop, Mengapa ?

Dekstrometorpan (DMP) adalah suatu obat penekan batuk (antitusif) yang dapat diperoleh secara bebas, dan banyak dijumpai pada sediaan obat batuk dan flu. Dosis dewasa adalah 15- 30 mg, diminum 3-4 kali sehari. Efek anti batuknya bisa bertahan 5-6 jam setelah penggunaan per-oral. Jika digunakan sesuai aturan, jarang menimbulkan efek samping yang berarti.
Tetapi, mengapa obat Obat Dextrometorafan untuk sediaan tunggal dihentikan ? Ternyata banyak di masyarakat kita menyalahgunakan pemakaian obat dextrometorpan.  DMP sering disalahgunakan karena pada dosis tertentu obat ini dapat menyebabkan efek euforia dan halusinasi penglihatan maupun pendengaran.
DEXTROMETHORPHAN
Perlu kita ingat kembali bahwa obat yang dikonsumsi secara berlebihan dapat merusak tubuh kita. Overdosis DMP dapat menyebabkan hiper-eksitabilitas, kelelahan, berkeringat, bicara kacau, hipertensi dan mata melotot (nystagmus). Apalagi jika digunakan bersama dengan alkohol, efeknya bisa sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.
Oleh karena itu untuk menekan penyalahgunaan penggunaan obat dextrometorphan, pemerintah melakukan kebijakan untuk menarik semua produk obat dengan kandungan dextrometorphan tunggal di pasaran. Saat ini sudah lebih 130 merk obat yang mengandung dextrometorphan tunggal ditarik dari peredarannya. Tetapi untuk obat dengan kandungan zat aktif dextrometorphan dikombinasikan dengan obat analgetik dan flu masih boleh beredar dipasaran.
Mari kita gunakan obat sesuai dengan kebutuhan kita. Baca Aturan pakai agar tidak melebihi dari dosis yang telah ditetapkan. Pesan saya, ketika obat yang kita minum salah dalam penggunaannya, maka obat itu bukannya dapat menyembuhkan penyakit yang kita derita, tetapi obat tersebut dapat menjadi racun yang memungkinkan timbulnya penyakit baru pada tubuh kita. Maka hati-hatilah dalam mengonsumsi obat. Salam Sehat.

Alat Praktek Farmasi

 

 

No.

Gambar alat

Fungsi

1.

Pipet tetes

6

Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.

2.

Batang Pengaduk

6. BATANG PENGADUK KACA

Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik akan direaksikan mapun ketika reaksi sementara berlangsung.

3.

Gelas arloji

images

1. Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia
2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia
3. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.

4.


Corong gelas

Untitled

Cprpng dibagi menjadi dua jenis yakni corong yang menggunakan karet atau plastik dan corong yang menggunakan gelas. Corong digunakan untuk memasukan atau memindah larutan dari satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saing pada bagian atas.

5.

Spatula plastik dan logam

nno

Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan, misalnya dalam bentuk kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi dengan logam digunakan spatula plastik sedangkan zat-zat yang tidak bereaksi dengan dengan logam dapat digunakan spatula logam.

6.

Pemanas spiritus

25-bunsen

Untuk membakar zat atau memanaskan larutan

7.

Oven

oven

Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.

8.

Kaki tiga

1134891_tripod

Kaki tiga sebagai penyangga pembakar spirtus.

 

No.

Nama Alat

Gambar Alat

Fungsi

9.

Neraca (timbangan) gram kasar

timbangan gram-500x500

untuk menimbang bahan obat dengan daya beban 250 g hingga 1000 g, kepekaan 200 mg

10.

Neraca (timbangan) gram halus

mg2 copy

menimbang bahan obat dengan daya beban 100 g hingga 200 g, kepekaan 50 mg

11.

Neraca analitik

877_7301_Analytical_balance

Sebagai alat pengukur massa.

12.

Gelas ukur

65440_4

mengukur volume larutan dari 10 hingga 2000 mL.

13.

Kertas perkamen

kertas laminasi

Alas saat menimbang, pembungkus dll.

14.

Kertas saring

kertas-saring

Untuk menyaring larutan.

15.

Mortir dan Stamper

3540541_87b80a46-b2aa-11e3-8a09-3cac2523fab8

Alat yang digunakan Untuk menghaluskan sample yang padat dengan stamper.

16.

Sudip

S

Umtuk memudahkan dalam mengambil racikan bahan obat dari mortir

17.

Cawan Porselen

cawan-500x500

Cawan porselen digunakan untuk menguapakan cairan pada suhu yang tidak terlalu tinggi,misalnya didalam oven,diatas tangs air,uap,pasir dan sebagainya.

18.

Plastik Obat

kemasan-plastik-klip-obat

Untuk membungkus obat

Jenis-Jenis Alat Ortopedi (Tulang)

A. Arthroscope

Arthroscope adalah alat yang digunakan oleh dokter untuk melihat langsung keadaan sendi yang terganggu. Arthroscope dapat elihat keadaan sendi yang terganggu yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Arthroscope

B. Goniometer

Gonio digunakan untuk mengukur lingkup gera sendi (LGS) atau Range of Motion adalah luas lingkup gerak sendi yang bisa dilakukan oleh suatu sendi. LGS dapat juga diartikan sebagai ruang gerak/batas-batas gerakan dari suatu kontraksi otot dalam melakukan gerakan, apakah otot tersebut dapat memendek atau memanjang secara penuh atau tidak.
Goniometer

C. Dynamometer

Dynamometer berguna untuk mengukur kekuatan menggenggam dari otot-otot tangan.
Dynamometer

D. Bone Fixation Cerclage

Bone Fixation cerlage adalah alat yang berguna sebagai implan yang terbuat dari paduan kobalt-kromium-molibdenum dan yang terdiri dari pita logam atau lembaran datar atau kawat. Alat ini melilit batang tulang panjang, berlabuh ke tulang dengan sekrup atau kawat, dan digunakan dalam fiksasi fraktur.
Bone Fixation Cerclage

E. Bone Caliper

Bone Caliper digunakan untuk pengukuran lebar tulang pada bidang utama, seperti siku dan lutut.
Bone Caliper

F. Bone Holding Forceps

Bone Holding Forceps digunakan untuk meratakan bagian tulang yang tidak rata, pada kasus patah tulang.
bone-holding-forceps

G. Bone Curettes

Bone Currettes digunakan untuk membersihkan serpihan-serpihan tulang, pada kasus patah tulang yang menimbulkan serpihan-serpihan (remuk).
alat-alat ortopedi

Mempelajari Jenis-Jenis Alat Penampungan

Alat penampungan adalah alat untuk menampung darah, urine, dan feses. Berikut jenis-jenis alat penampungan.

1, Alat penampungan darah

Blood collecting pack terbuat dari plastik PVC sehingga umumnya disebut BLOOD-BAG. Blood Bag ada yang berisi cairan antikoagulansia ACD (acid citric + natrium citric + dextrose). CPD (acid citric+natrium citric + dextrose dan natrium bifosfat), atau larutan natrium sitrat 4%.
Mempelajari Jenis-Jenis Alat Penampungan

2. Alat penampungan Urine

Alat ini digunakan untuk menampung urine. Dipasarkan dengan merk DRAINAGE-BAG (Pabrik JMS), URO-GARD (Terumo). Urine bag khusus untuk anak-anak dan bayi, PEDIATRIC URINE COLLECTOR (ATOM-Jepang).
Mempelajari Jenis-Jenis Alat Penampungan

3. Alat Penampungan Feses

Alat penampungan feses disebut dengan COLOSTOMY BAG. Kegunaannya untuk menampung kotoran (feses), cairan atau gas yang keluar dari lubang usus buatan hasil pembedahan melalui otot dan kulit perut. Alat ini untuk mengganti fungsi normal dari rectum.
Pemakaian Colostomy bag dapat sementara atau juga selamanya, misalnya pada pasien yang terkena penyakit kanker rectumny harus diambil, dibedah.
Pemakaian colostomy bag disesuaikan dengan ukuran stoma (lubang ubatan pada otot dan kulit perut).
Mempelajari Jenis-Jenis Alat Penampungan
colostomy bag

4. COLOPLAS

Alat ini digunakan untuk menampung urine yang keluar dari lubang (stoma) buatan hasil pembedahan melalui obat dan kulit perut, dikarenakan saluran kencing yang normal yang keluar melalui alat kelamin teganggu fungsinya.
Coloplast juga disebut STOMA URINE BAG, bentuk dan cara pemakaiannya adalah serupa dengan Colostomy bag yang menampung feses.
coloplas